Kamis, 24 Oktober 2013

FUNGSI BAHASA SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI



Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasiyaitu alat perhubungan antara suku bangsa, karena masyarakat bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku dengan bahasa yang berbeda maka akan sulit untuk berkomunikasi atau saling berhubungan kecuali ada satu bahasa yang  digunakannya yaitu bangsa Indonesia menjadi bahasa  yang dipilih untuk alat komunikasi berhubungan antara anggota masyarakat yang memiliki bahasa yang berbeda-beda.
Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama, misalnya dengan lukisan, asap api, bunyi gendang dan sebagainya. Tetapi bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah. 
Bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan kompleks daripada yang dapat diperoleh dengan mempergunakan media yang lain. Bahasa harus merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, dan bunyi itu sendiri haruslah merupakan simbol atau perlambang. 
Fungsi Bahasa Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kehidupan manusia dengan bahasa, terutama bahasa Indonesia sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa dan itu merupakan kelemahan yang tidak disadari oleh mereka. 
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. 
Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.


Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni :
Ø  Sebagai alat untuk mengekspresikan diri
Ø  Sebagai alat untuk berkomunikasi
Ø  Sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu.
Ø   Sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.
Cepatnya perubahan arus globalisasi di dalam kehidupan akan berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek.
Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran). 
Hasil pendayagunaan daya pemikiran tersebut itu akan bergantung pada ragam bahasa yang digunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataan bahwa bahasa Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap luwes sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat modern.

Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri. 
Misalnya seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yang tetap, yakni ayah-ibunya. Dalam perkembangannya, seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga untuk berkomunikasi dengan lingkungan di sekitarnya. Setelah kita dewasa, kita menggunakan bahasa, baik untuk mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi. Seorang penulis mengekspresikan dirinya melalui tulisannya. Sebenarnya, sebuah karya ilmiah pun adalah sarana pengungkapan diri seorang ilmuwan untuk menunjukkan kemampuannya dalam sebuah bidang ilmu tertentu. Jadi, kita dapat menulis untuk mengekspresikan diri kita atau untuk mencapai tujuan tertentu. 
         Sebagai contoh lainnya, tulisan kita dalam sebuah buku, merupakan hasil ekspresi diri kita. Pada saat kita menulis, kita tidak memikirkan siapa pembaca kita. Kita hanya menuangkan isi hati dan perasaan kita tanpa memikirkan apakah tulisan itu dipahami orang lain atau tidak. Akan tetapi, pada saat kita menulis surat kepada orang lain, kita mulai berpikir kepada siapakah surat itu akan ditujukan. Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita hormati dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita.

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DENGAN BAIK DAN BENAR

Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan sebagai pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan mengikuti kaidah bahasa yang baku.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, seperti pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama dan diharuskan menggunakan bahasa baku.
Kendala yang harus sering dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain karena adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan “bahasa gaul” yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi formal. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.

Berikut beberapa contoh penggunaan bahasa baku : 
1. Dalam lingkungan social : kehidupan sehari – hari
Ø  Apakah kamu ingin membersihkan sampah itu?
Ø  Apa yang kamu kerjakan tadi di sekolah anakku ?
Ø  Pada keadaan tawar menawar antara penjual sayur dengan pembeli sayur, keadaan ini dalam menggunakan pemakaian bahasa indonesia secara baku akan menimbulkan keanehan, pertanyaan – pertanyaan seperti berapakah harga ibu menjual sayur kangkung ini? Apakah bias ditawar harganya? . Sehingga akan lebih baik menggunakan kalimat seperti : Berapa nih harga sayur kangkung?  Bisa ditawar ga?
2. Dalam lingkungan formal : Pembukaan Undang-undang dasar 1945 antara lain :     
Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perkeadilan.
Ø  Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut menunjukkan  bahasa yang sangat baku, dan merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar
Dari beberapa contoh diatas perbedaan antara bahasa yang baku dan non baku  dapat terlihat dari pengucapan, tata cara penulisannya, dan situasi kondisinya. Bahasa indonesia baik dan benar merupakan bahasa yang mudah dipahami,  bentuk bahasa baku yang sah agar secara luas masyarakat indonesia berkomunikasi menggunakan bahasa nasional.
Paragraph dibawah ini cuplikan gaya bahasa yang dipakai sesuai dengan EYD ( Ejaan Yang Disempurnakan ) dan menggunakan bahasa baku atau bahasa ilmiah bukan kata popular dan bersifa objektif, dengan penyusunan kalimat yang cermat. “Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”, demikianlah bunyi alenia ketiga sumpah pemuda yang telah dirumuskan oleh para pemuda yang kemudian menjadi pendiri bangsa dan negara Indonesia. Bunyi alenia ketiga dalam ikrar sumpah pemuda itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia. Kita sebagai bagian bangsa Indonesia sudah selayaknya menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam paradigma profesionalisme sekarang ini, ada tidaknya nilai informatif dalam jaring komunikasi ternyata berbanding lurus dengan benar tidaknya kita menulis. Pasalnya, selain harus bisa menerima, kita juga harus mampu memberi. Inilah efek jurnalisme yang kini sudah menyesaki hidup kita. Oleh karena itu, kita pun dituntut dalam hal tulis-menulis demi penyebaran informasi yang benar. Namun persoalannya, apakah kita peduli terhadap laras tulis bahasa kita. Sementara itu, kebiasaan dan tutur kata seseorang menunjukkan asal-usulnya, atau dalam penegasan lain, bahasa yang kacau mencerminkan kekacauan pola pikir pemakainya. Untuk itu kita sebagai generasi penerus harus menjungjung tinggi bahasa persatuan Indonesia dengan cara menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.